Selasa, Juli 15, 2008

M. NAKIP

UPAYA MEMBUMIKAN AL QUR'AN


Dalam sela-sela perlombaan MTQ, selain diadakan lomba-lomba diluar materi MTQ seperti kaligrafi dan lomba budaya Islami, panitia juga menyelanggarakan Diskusi Publik, pada hari Kamis, tanggal 19 Juni 2008, di Gedung DPRD Propinsi Banten. Diskusi tersebut melibatkan beberapa cendekiawan muslim dan ahli dalam bidang Al Qur’an, antara lain M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA, serta Ditjen Bimas Islam Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA.

Peserta diskusi yang memadati ruang DPRD terdiri dari para akademisi, official kafilah bahkan beberapa anggota dewan hakim. Dalam orasinya, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar mengatakan bahwa : “Al Qur’an adalah wahyu Ilahi yang berisi nilai-nilai universal kemanusiaan”. Universalitas Al Qur’an secara substansi seharusnya mampu menjadi rahmat bagi umat manusia di alam semesta, tanpa kecuali, tambahnya.

Nilai-nilai universalitas yang dimaksudkan adalah, karena Al Qur’an diturunkan untuk dijadikan petunjuk, bukan hanya untuk sekelompok manusia ketika diturunkan, tetapi juga untuk seluruh manusia hingga akhir zaman, selain itu, nilai-nilai dasar Al Qur’an mencakup berbagai aspek kehidupan manusia secara utuh dan komprehensif, disamping itu, tema-tema pokoknya mencakup aspek ketuhanan, manusia sebagai individu dan anggota masyarakat, alam semesta, kenabian, wahyu, eskatologi, dan makhluk-makhluk sosial, sedangkan eksistensi, orisinalitas, dan kebenaran ajarannya dapat dibuktikan oleh sains modern, sedang tuntunan-tuntunannya adalah rahmat bagi semesta alam.

Penyelenggaraan MTQ ini, merupakan upaya-upaya pembelajaran yang terarah dan sistematis di dalam masyarakt agar nilai-nilai Al Qur’an hidup dan dipertahankan sebagai faktor kebutuhan di dalamnya, serta bagaimana menjadikan nilai-nilai Al Qur’an sebagai bagian inheren dari perbendaharaan nilai-nilai lokal dan universal di dalamnya, demikian Ditjen Bimas Islam menjelaskan pentingnya diadakannya MTQ.

Diskusi Publik memang menjadi acara yang sangat menarik disela-sela lomba MTQ, banyak hadirin yang terpukau dengan penjelasan ilmiah para pembicara, bahkan menurut pengunjung berasal dari Popinsi Jawa Timur, justru tidak perlu dan tidak mampu lagi untuk menyampaikan pertanyaan, hal itu dikarenakan orasi yang sangat komplit, komentar pengunjung itu.



Ditjen Bimas Islam juga mengutarakan bahwa makna membumikan Al Qur’an merupakan keniscayaan, karena sebagai kitab suci terakhir, Al Qur’an menerobos perkembangan zaman, melintas batas-batas geografis, dan menembus lapisan-lapisan budaya yang pluralistik, hal itu dikarenakan memang kandungannya selalu sejalan dengan kemaslahatan manusia, karena di mana terdapat kemaslahatan di situ ditemukan tuntunan Al Qur’an dan di mana terdapat tuntunan Al Qur’an di situ terdapat kemaslahatan. (ala/bi)

Tidak ada komentar: